Tidak dapat dimungkiri
kedudukan wanita begitu penting pada setiap sendi kehidupan. Kelembutannya tidak
menjadikan kedudukan wanita diabaikan, bahkan melalui potensi itu wanita bisa
menduduki garda terdepan dalam perjuangan.
“wanita adalah tiang Negara.
Jika ingin menegakan tiang Negara, lindungilah wanitadan jika ingin
menghancurkan Negara hinakanlah dia.”
Dalam islam wanita
begitu mulia kedudukannya.
Bahkan, dalam salah
satu surah dalam al-qur’an adalah Al-Nisa yang berarti “wanita.”
Bukan hanya itu,
Rasulullah SAW ketika ditanya siapa yang paling berhak untuk dihormati,
diantara ayah dan ibu, menjawab, “ibumu.” Hingga tiga kali, kemudian “ayahmu.”
Salah satu agama yang
sempurna adalah islam. Di dalamnya telah diatur segala kebutuhan manusia. Semuanya
telah sempurna. Demikian pula halnya dengan eksistensi muslimah, sepanjang
sejarah islam telah mencatat dengan indahnya kontribusi muslimah dalam
perjuangan. Pada masa awal islam disebarkan hingga ketika agama ini menjadi “penguasa”
dunia.
Periode sebelum hijrah
Masa – masa sebelum
hijrah adalah saat yang begitu berat. Jazirah arab merupakan tempat yang begitu
penuh dengan kemaksiatan, kemusyrikan, pembunuhan dan perzinaan menjadi adat
istiadat bangsa arab. Hingga kemudian allah mengutus Muhammad SAW guna
meluruskan dan memperbaiki agama islam yang dibawa oleh Ibrahim a.s.
Keberadaan islam yang
murni, yang disebarkan nabi Muhammad, telah menjadi kaum Quraisy terhinakan. Berbagai
perlawanan untuk meredam cahaya islam mereka lakukan, hingga Rasulullah harus
menghadapi penolakan dan gangguan mereka. Saat itulah, rasulullah didampingi
oleh seorang wanita yang mulia, Khadijah binti Khuwailid.
Khadijah adalah orang
yang pertama kali bersaksi atas kerasulan Muhammad SAW, yang tidak lain
suaminya sendiri. Dengan kekayaan yang dimiliki, Khadijah membantu setiap
perjuangan. Dan dari rahimnyalah, Muhammad mendapat keturunan.
Khadijah telah berhasil
menjadi teladan yang baik dan paling tulus dalam berdakwah dijalan Allah dan
berjihad. Beliau istri yang bijaksana, meletakan urusan sesuai dengan
tempatnya, dan mencurahkan segala kemampuan untuk mendatangkan keridhaan Allah
serta Rasul-Nya. Karenanya, beliau berhak mendapat salam dari Rabb-Nya dan
mendapat kabar gembira dengan rumah disurga yang terbuat dari emas, taka da kesusahan
dan taka da keributan didalamnya.
Periode hijrah
Penolakan dan
pendustaan kaum quraisy semakin hari semakin kuat. Banyak diantara sahabat
Rasul yang mendapat siksaan yang begitu beratnya. Hingga Rasulullah SAW sendiri
selalu mendapatkan ancaman pembunuhan.
Pada saat itulah, Allah
Swt memrintahkan Rasul untuk berhijrah, meninggalkan kampung halaman untuk
menyelamatkan dan menyebarkan Islam diluar Makkah. Salah satu muslimah yang
membbantu beliau dalam melaksanakan hijrah adalah Asma binti Abu Bakar.
Asma masuk islam
setelah ada tujuh orang yang masuk islam. Beliau dibaiat Nabi dan beriman
kepadanya dengan iman yang kuat. Beliauu merupakan ibu dari sahabat pejuang
yang bernama Abdullah ibn Zubair, beliau saudari dari Ummul Mukmminin Aisyah
r.a dan merupakan wanita mujirah yang paling akhir wafat.
Kepribadian yang begitu
berani menyebabkan asma tidak takut celaan dari orang – orang yang suka mencela
di jalan Allah. Asma’ juga mnyertai Nabi Muhammad dalam perang yarmuk dan
beliau berperang sebagaimana layaknya para pejuang.
Pada saat hijrah
Rasulullah Saw dan sahabatnya, Abu Bakar Al-Shiddiq bersembunyi di Gua Tsur. Ketika
itulah, Asma dengan keberanian serta keimanan membawa makanan dan minuman untuk
Rasulullah Saw. Asma sangat menyadari betapa berat dan berbahaya tugas yang
beliau lakukan, karena saat itu Rasul tengah menjadi buronan kaum Quraisy. Akan
tetapi, keteguhannya akan kebenaran menyebabkan beliau tercatat memnjadi salah
satu pembangun kejayaan islam.
Itulah sekelumit
perjuangan wanita islam dalam menegakan agama ini. Sosok – sosok itulah yang
kemudian menorehkan sejarah indah akan agungnya peradaban islam. Dari tangan –
tangan mereka. Allah Swt memuliakan khilafah islam karena muslimah begitu mulia
dengan agama ini.
Bagaimana dengan
muslimah sekarang ? mampukah menghadapi arus modernisasi dan gaya hidup yang
jauh dari nilai – nilai islam ? dipundak mereka juga nasib bangsa ini
ditentukan. Jalan terbaik tentunya dengan kembali melihat apa dan bagaimana
pandangan islam tentang wanita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar