Kita semua pasti sudah
tahukan kalau tugas utama manusia hidup di dunia adalah untuk beribadah kepada
Allah?
Ya, ini adalah perintah
yang terdapat dalam al-Qur’an, kita tidak bisa menawar-nawarnya lagi kawan.
Kalau Allah sudah
memerintahkan suatu hal, maka sudah menjadi kewajiban para hambanya untuk taat.
Beribadah berarti
melakukan penghambaan kepada Allah Swt. Dalam hal apapun Semua aktifitas kita
selama hidup harus kita dedikasikan hanya untuk Allah Swt.
Namun, ada satu hal
penting yang harus kita garis bawahi, kawan. Bahwa ibadah, sesungguhnya tidak
melulu berhubungan dengan kegiatan-kegiatan vertical, seperti mengaji, shalat,
puasa, zakat, haji, dan lain sebagainya.
Namun, ibadah itupun
berhubungan erat dengan kegiatan – kegiatan horizontal, yakni berbaik-baik
menjalin hubungan social. Semakin kita baik dengan sesame, juga dengan
lingkungan, maka semakin baik pula nilai ibadah kita.
Allah Swt terhubung
dengan semua lini kehidupan, semua sisi, semua komponen, serta semua hal, dari
yang paling kecil sampai paling besar.
Jangan dikira, ketika kita
pergi naik motor, lalu menggunakan perlengkapan keamanan berkendara lengkap,
itu tidak ada hubungannya dengan Allah Swt. Sepintas memang seperti tak saling
terkait.
Tapi, tahukah kalian,
kawan, bahwa kita telah melakukan ibadah yang menyenangkan Allah Swt?
Kita sudah menjadi
orang taat atran Negara, peduli terhadap keselamatan orang lain serta dir
sendiri, punya inisiatif menjadi orang yang bisa diandalkan, dan taat pada
pemimpin. Semua itu termasuk ibadah, lo.
Sederhana sekali kan? Of
course
Maka, kita bisa
bayangkan, begitu banyak lahan untuk kita menggais amal di dunia. Kita bisa
menghubungkan kegiatan apapun dengan ibadah, yang artinya juga menghubungkannya
kepada Allah Swt.
Semua kebaikan yang
kita lakukan bisa menjadi ibadah mengagumkan, sesepele apapun itu. Bahkan,
dengan membuang sampah ditempatnya, kita bisa memperoleh pahala.
Bisa dibayangkan, jika
kita melakukan kegiatan besar, yang berhubungan dengan begitu banyak orang, dan
kegiatan itu bernilai manfaat dan maslahah.
Karena itulah, sungguh
merugi orang yang tidak bisa memberdayakan potensi kemanusiaan dengan
sebaik-baiknya kawan.
Alangkah ruginya ketika
tangan, kaki, mulut, telinga, rambut, perut, atau organ tubuh yang lainnya
tidak digunakan di jalan kebaikan. Poin-poin pahala itu terlewat begitu saja.
Ibarat main game, kita
harus jeli pada poin-poin nilai yang bertebaran selama proses kita memainkan
game tersebut.
Kadang, poin itu
tersembunyi, kadang poin itu harus melewati rintangan tertentu, kadang poin itu
bertebaran begitu saja di sekitar, sehingga sangat mudah kita raih.
Semakin banyak poin
yang kita dpatkan, maka semakin tinggi pula level game yang kita mainkan. Kita pun
terbatas oleh waktu. Jangan sampai kita tidak dapat poin apa-apa. Nanti keburu game over.
Hidup pun sebenernya
begitu kawan!
Sebelum kita keburu
meninggal dunia, kita harus cepat-cepat ngumpulin amal ibadah
sebanyak-banyaknya.
Makin banyak amal baik
yang kita dapat, makin naik derajat kita di mata Allah Swt. Jangan sampai ajal
di depan mata, catatan amal kebaikan kita limit banget.
Lha terus selama ini
kita ngapain aja?
So, harusnya kita
memang mengerahkan semua kemampuan kita untuk menjadi insan kamil.
Disitulah sebenarrnya
letak kualitas manusia, ketika ia bisa mengerahkan semua potensi kemanusiaannya
dijalan kebaikan.
Kita ngga perlu
repot-repot berusaha supaya orang menghormati atau menghargai kita. Sebab,
semua kebaikan yang kita tanam akan membuat kita dihargai dan dihormati dengan sendirinya
oleh orang lain.
Orang yyang berbuat
baik akan menuai kebaikan. Orang yang berbuat buruk pun akan menuai keburukan. Konsekuensinya
sederhana sekali, bukan?
Jika kita ingin hidup
kita tentram, maka berbuat baiklah. Tapi, jika kita ingin hidup kita kacau, ya
lakukan saja kebburukan – keburukan.
Tapi, emang ada orang
yang pengen hidupnya sia-sia penuh kekacauan, dan terus dibalut kebencian.
Apapun perbuatan buruk
yang kita lakukan hanya akan mengantarkan kita pada kenestapaan hanya akan
mengantarkan kita pada kenestapaan yang munngkin berkepanjangan.
Dan, apapun kejahatan
yang kita kerjakan, hanya akan mengantarkan kita pada penyesalan yang mungkin
kita ratapi sepanjang sisa hidup.
Kalau kita sudah selalu
sadar untuk berbuat baik, maka akan kmuncul keindahan dalam diri kita. Keindahan
hati (inner beauty) akan tercipta dengan sangat alami melalui sikap-sikap yang
baik (good attitude).
Keindahan yang akan
membuat hati dan pikiran kita selalu tentram dan damai.
Keindahan itu juga akan
selalu membuat kita berjalan di jalur yang benar.
Jadi, kawan marilah
kita kerahkan semua kemampuan kita untuk berada di jalur itu.
Yuk, kita berusaha
sekuat tenaga untuk bisa menjadi manusia terindah di mata Allah Swt. Manusia yang
punya kualitas keimanan dan kepribadian yang tinggi. Manusia yang seluruh
hidupnya bernilai manfaat dan cinta kasih. Manusia yang setiap tutur katanya
berguna, pola pikirnya tepat, serta sikap-sikapnya bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar