Pernah ngga, kamu
janjian sama temen, terus dikibulin? Kamu janjian jam delapan pagi. Kamu udah
dating tepat waktu. Tapi ternyata, teman kamu baru dating dua jam berikutnya.
Kamu udah kusut banget nungguin dia.
Gimana perasaan kamu?
Pasti gemesnya minta
ampun. Pengen teriak, pengen marah-marah, pengen ngedumel sampai puas, pengen
ninggalin gitu aja, dan pengen-pengen lainnya.
Apalagi kalau yang
ditungguin itu orang special atau orang yang benar-benar kamu butuhkan
keberadaannya saat itu juga.
Hihihi…., emang enak
jadi korban orang lelet?
Emang, kawan, orang
lelet itu nyebelin tingkat dewa. Dia ngga ngerti bahwa waktu begitu berharga.
Nah, loh ? gimana coba?
Males banget ya,
ngorbanin waktu kita berjam-jam hanya untuk nungguin orang yang lelet!
Jadi, kawan on time
alias tepat waktu itu sangat perlu kita terapkan dalam kehidupan kita.
Shalat aja ada batas
waktunya, kok. Kalau kita telat, kita akan masuk waktu shalat lainnya.
Ngga Cuma shalat doang
kawan. Nyerahin zakat fitrah juga ada batas waktunya. Kalau ada orang nyerahin
zakat setelah shalat Idul Fitri, sekalipun dia ngotot itu adalah zakat fitrah,
tetap aja itu ngga bisa dinamakan sebagai zakat fitrah.
Aduh, ribet banget
orang begitu! Udah tlat, ngotot lagi. Jangan sampai kita jadi orang seperti
itu.
Selain kita bakal
kehilangan momen-momen berharga, kita juga ngga disukai oleh orang lain karena
dianggap merugikan.
Sebenernya, yang
terpenting bukanlah dapat berbuat apapun pada saat kapan pun, akan tetapi dapat
melaksanakan segala sesuatu pada waktu yang telah ditetapkan.
Percuma saja, walaupun
kita kelihatan mengagumkan, namun jika kita tidak menghargai ketepatan waktu.
Dandanan kita udah kelihatan perfect banget, tapi gara-gara sibuk dandan, kita
bikin teman kita nunggu begitu lama.
Udah deh, ngga perlu
ribet jadi orang. Itu sama sekali bukan ajaran islam. Mau melangkah aja masih
harus muter-muter dulu. Harus begini, harus begitu. Ujung-ujungnya, ngga jadi
melangkah.
Kalau kita melangkah,
maka langkah itu udah telat. Kita udah ketinggalan kereta!
Kalau kita emang kita
punya agenda, maka buatlah estimasi yang tepat. Kira-kira, apa saja yang harus
kita lakukan agar pada saat tiba agenda itu dilaksanakan, maka kita sudah dalam
keadaan siap.
Udah tahu pagi ada
kuliah, eh… malah masih di atas tempat tidur. Masih pencet-pencet hp lagi!
Terus, kamu sok kaget, lihat jam udah lewat jam delapan.
Akhirnya kamu buru-buru
mandi. Padahal, belum sarapan, isi bensin, isi pulsa. Belum lagi masih
terhalang banyak lampu merah. Belum lagi ini… belum lagi itu.
Lha terus, nyampe kelas
jam berapa? Bisa-bisa, semua udah pada buyar, kamu baru aja datang,
cengar-cengir kayak kuda. Terus kamu bilang kedosenmu, “maaf, bu, saya terlambat. Tadi macet…”
Ah.., basi!
Orang yang ngga on
time, akan sulit ber-astabiqul khairat alias berlomba-lomba dalam kebaikan.
Dalam hal apapun. Lelet
sangat merugikan. Dalam islam, ngga ada satu pun dalil yang bolehin, apalagi
nganjurin kita untuk ngga on time.
Allah Swt. Berfirman:
“Pada hari mereka
melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal didunia
melainkan sebentar saja di waktu sore atau pagi hari.” (QS. An-Naazi’aat [79]:46).
Kesadaran bahwa
terlambat akan membuatnya kehilangan berbagai macam hal.
Bukan hanya kehilangan
kesempatan berharga, tapi juga ia sadar, tatkala ia sudah terjebak pada
keterlambatan yang dibuatnya sendiri, maka di situlah ia akan dirambati sesal.
Ketika adzan subuh
berkumandang, orang yang on time, akan melakukan berbagai cara untuk
mengkondisikan dirinya bisa bangun tepat waktu. Ia sudah tahu, bahwa diwaktu
subuh, ada tanggung jawab yang harus ia tunaikan. Sengantuk apa pun, secapek
apa pun, semalas apa pun, tanggung jawab harus dikerjakan.
Orang yang on time
pasti akan berikhtiar dengan menyalakan jam beker, membunyikan alarm, membuat
komitmen kuat dengan diri sendiri bahwa ia bersedia bangun ketika tiba waktu
subuh, bukan malah menunda alarm sampai jam tujuh.
So, kawan, mulailah
untuk memantapkan hati ddengan menumbuhkan keyakinan kuat-kuat bahwa kita harus
selalu on time dalam kegiatan apapun.
Panggilan shalat subuh
adalah panggilan Alllah. Tak bisa ditawar-tawar. Memang ada durasi waktu
melaksanakan shalat. Tapi, orang yang shalatnya lebih awal, jelas poin
pahalanya beda, dong.
Sekalipun sama-sama menunaikan ibadah shalat, tapi karena
startnya beda, valuenya juga beda.
On time berarti
disiplin!
Ketahuilah kawan, bahwa
disiplin merupakan ajaran islam yang sangat penting. Sebagai buktinya, dalam
beberapa ayat, Allah menggunakan waktu sebagai sumpah. Itu artinya, waktu
adalah hal yang tidak bisa ditanggapi remeh. Sumpah sendiri adalah komitmen
yang tidak bisa dilalaikan. Sumpah wajib ditunaikan.
Allah Swt. Berfirman :
“Demi masa.
sesungguhnya, manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal shalih dan nasihat-menasehati supaya menaati
kebenaran dan nasihat-menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al-Ashr
[103]:1-3).
“Demi malam, apabila
menutupi (cahaya siang) dan siang apabila terang benderang.”
(QS.al-lail[92]:1-2).
Rasulullah Saw.
Bersabda:
“Pergunakanlah lima
perkara sebelum datang lima perkara yang lain. Hidupmu sebelum matimu, sehatmu
sebelum sakitmu, sempatmu sebelum sempitmu, masa mudamu sebelum masa tuamu, dan
kayamu sebelum miskinmu.”(HR.Baihaqi).
Dalil-dalil dari
al-Qur’an dan hadits tersebut harusnya memahamkan kita bahwa hidup di dunia ini
berbatas. Tiap manusia punya batasan usia masing-masing, dan tak satu pun
mengetahui batas itu.
Batas tersebut juga
sangat misterius. Kapan saja bisa datang. Tak peduli berapapun usia seseorang,
jika batas sudah datang, maka tak akan bisa ditunda. Batasan itu tidak lain
adalah kematian.
Untuk menikmati
aktivitas hidup, bukan berarti kita santai-santai ngga jelas, kawan. Kita ngga
bisa pakai ukuran yang penting kita happy.
Supaya ngga stress,
kita memang harus mengondisikan diri untuk selalu enjoy.
Tapi, enjoy yang gimana
dulu nih. Jangan sampai enjoy kita kebablasan. Kita hidup berdampingan dengan
banyak orang. Kita juga terikat berbagai kegiatan dan kepentingan dengan orang
lain.
Kalau pakai pola kebablasan,
ya… ujungnya kita akan melanggar kenyamanan dan kepentingan orang lain.
Cobalah mulai sekarang
untuk memprioritaskan waktu. Ingatlah baik-baik, kapan saatnya kita harus
melakukan kewajiban kita dan kapan saatnya kita menggunakan hak kita.
Ukurlah dengan baik dan
gunakan porsi yang tepat. Gimana caranya menerapkan?
Pertama, hargailah
janji
Kedua, jadikan diri
kita disiplin dalam setiap kegiatan.
Ketiga, buatlah
estimasi yang tepat sebelum melakukan kegiatan.
Nah, kalau sudah
melakukan tiga hal itu, kita akan seperti seorang pemanah yang membidik objek
secara tepat sasaran. Semua pas dan tepat guna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar