Minggu, 20 April 2014

ANALISIS SWOT IFE, EFE PERUSAHAAN GARUDA INDONESIA

A.    Faktor Internal Perusahaan
Kekuatan (Strengths):
Ø  Maskapai penerbangan terbesar di Indonesia.
Ø  Garuda saat ini mengoperasikan 89 pesawat yang terdiri dari 3 pesawat jenis Boeing 747-400, 6 pesawat jenis Airbus 330-300, 5 pesawat jenis Airbus 330-200 dan 33 pesawat jenis B737 Classic (seri 300, 400, 500) dan 42 pesawat B737-800 NG.
Ø  Garuda mempunyai 36 rute penerbangan domestik dan 26 rute internasional hingga tahun 2010.
Ø  Konsep layanan yang selalu menempatkan pelanggan sebagai fokus utama yang didasarkan keramahtamahan dan keunikan Indonesia yang disebut dengan “Garuda Indonesia Experience” yang didasarkan pada 5 senses yaitu sight, sound, smell, taste, and touch, menyebabkan Garuda Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan dengan maskapai penerbangan lain;
Ø  Adanya layanan “Immigration on Board” yang merupakan inovasi Garuda dan merupakan satu-satunya di dunia, yaitu layanan pemberian visa di atas pesawat;
Ø  Memiliki tim yang terdiri dari individu-individu yang handal, profesional, kompeten, berdaya saing tinggi dan helpful serta dilandasi atas nilai-nilai FLY-HI (efficient & effective, Loyalty, customer centricity, Honesty & openness, and Integrity) disetiap insan Garuda Indonesia ;
Ø  Pangsa pasar Garuda Indonesia di pasar Internasional mencapai 23.2% kendati terjadinya krisis global sehingga Garuda Indonesia tetap menjadi pemimpin pasar untuk area Jepang-Korea-China, Timur Tengah dan South West Pacific(Australia);
Ø  Memiliki teknologi informasi yang mutakhir dalam menjalankan bisnis sehingga menempatkan Garuda Indonesia sebagai maskapai penerbangan dengan TI tercanggih di Indonesia;
Ø  Garuda Indonesia banyak melakukan kegiatan CSR seperti program kemitraan dan bina lingkungan sebagai bentuk kepedulian dan tanggung jawab kepada masyarakat;
Ø  Garuda Indonesia termasuk dalam kategori baik untuk hal tata kelola perusahaan;
Ø  Garuda Indonesia telah memiliki brand yang kuat dan telah diakui di pasar domestik;

Kelemahan (Weakness):
Ø  Adanya faktor teknis dan flight operations seperti keterbatasan jumlah cockpitdan cabin crew sehingga menyebabkan keterlambatan penerbangan;
Ø  Tingginya tingkat hutang lancar yang diakibatkan adanya peningkatan dalam jumlah kewajiban pada akun-akun lancar seperti hutang usaha dan biaya yang masih harus dibayar;
Ø  Garuda sangat bergantung kepada sistem otomatisasi dalam menjalankan bisnis sehingga apabila terjadi kesalahan sistem, proses bisnis perusahaan akan terganggu;
Ø  Perseroan memiliki atau tetap memiliki defisit pada modal kerja pada masa yang akan datang;
Ø  Biaya operasional yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat lebih tinggi dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya;
Faktor Eksternal Perusahaan

Peluang (Opportunities):
Ø  Telah dikeluarkannya Garuda Indonesia dari daftar perusahaan penerbangan yang dilarang terbang di kawasan Eropa, yang menyebabkan semakin terbukanya kesempatan untuk mewujudkan pengembangan jaringan penerbangan internasional jarak jauh;
Ø  Indonesia merupakan salah satu pasar penerbangan udara yang memiliki pertumbuhan yang pesat. Karena pertumbuhan penumpang transportasi udara di Indonesia tahun 2010 mencapai 22,39% dibandingkan dengan pertumbuhan dunia yang hanya sebesar 8,20%;
Ø  Bergabungnya Garuda sebagai anggota aliansi global maskapai penerbangan yang bernama SkyTeam Global Airline Alliance.
Ø  Berkembangnya secara cepat industri penerbangan Asia Pasifik.

Ancaman (Threats)
Ø  Adanya faktor fasilitas bandara merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol yang menghambat ketepatan waktu penerbangan (On Time Performance/OTP), seperti landasan pacu/runway yang terbatas;
Ø  Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia berasal dari Pertamina, sehingga harga bahan bakar pesawat, persediaan bahan bakar sangat tergantung dengan Pertamina.
Ø  Adanya bencana alam seperti letusan gunung merapi, wabah penyakit dsb yang dapat mengakibatkan penurunan permintaan;
Ø  Adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket dan semakin banyaknya rute penerbangan baru yang dibuka oleh maskapai penerbangan lain;
Ø  Maskapai asing yang melakukan penetrasi pasar ke Indonesia untuk mengimbangi penurunan penumpang internasional akibat adanya krisis global.

Tabel 1.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal untuk Perusahaan Penerbangan Garuda Indonesia
Faktor-Faktor Internal Utama
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
Kekuatan
  • Maskapai terbesar di Indonesia
0.20
4
0.80
  • Garuda saat ini mengoperasikan 89 pesawat
0.10
4
0.40
  • Garuda mempunyai 36 rute penerbangan domestik dan 26 rute internasional hingga tahun 2010
0.07
4
0.28
  • Garuda Indonesia mempunyai ciri khas tersendiri dibandingkan dengan maskapai penerbangan lain
0.05
4
0.20
  • Hadirnya produk baru Citilink sebagai gagasan baru dari Garuda, untuk memenuhi permintaan pasar terhadap produk akan harga tiket yang rendah
0.05
4
0.20
  • Adanya layanan “Immigration on Board”, yaitu layanan pemberian visa di atas pesawat
0.05
4
0.20
  • Pangsa pasar Garuda Indonesia di pasar Internasional mencapai 23.2%
0.05
4
0.20
  • Memiliki teknologi informasi yang mutakhir
0.04
3
0.12
  • Garuda Indonesia banyak melakukan kegiatan CSR (Corporate Social Responbility).
0.04
3
0.12
  • Garuda Indonesia termasuk dalam kategori baik untuk hal tata kelola perusahaan
0.05
3
0.15
  • Garuda Indonesia telah memiliki brand yang kuat dan telah diakui di pasar domestik
0.07
4
0.28

Kelemahan
  • Adanya faktor teknis dan flight operations seperti keterbatasan jumlahcockpit dan cabin crew sehingga menyebabkan keterlambatan penerbangan
0.05
3
0.15
  • Tingginya tingkat hutang lancar
0.02
3
0.06
  • Garuda sangat bergantung kepada sistem otomatisasi dalam menjalankan bisnis sehingga apabila terjadi kesalahan sistem, proses bisnis perusahaan akan terganggu
0.04
3
0.12
  • Perseroan memiliki atau tetap memiliki defisit pada modal kerja pada masa yang akan datang
0.02
2
0.04
  • Biaya operasional yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat lebih tinggi dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya
0.10
2
0.20
Total
1

3.52

Tabel 1.2 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal untuk Perusahaan Penerbangan Garuda Indonesia
Faktor-Faktor Eksternal Utama
Bobot
Peringkat
Skor Bobot
Peluang
  • Telah dikeluarkannya Garuda Indonesia dari daftar perusahaan penerbangan yang dilarang terbang di kawasan Eropa, yang menyebabkan semakin terbukanya kesempatan untuk mewujudkan pengembangan jaringan penerbangan internasional jarak jauh
0.08
3
0.24
  • Indonesia merupakan salah satu pasar penerbangan udara yang memiliki pertumbuhan yang pesat
0.10
4
0.40
  • Berkembangnya secara cepat industri penerbangan Asia Pasifik
0.15
4
0.60
  • Pertumbuhan penumpang transportasi udara di Indonesia tahun 2010 mencapai 22,39%
0.10
4
0.40
  • Bergabungnya Garuda sebagai anggota aliansi global maskapai penerbangan yang bernama SkyTeam Global Airline Alliance
0.06
3
0.18

Ancaman
  • Adanya faktor fasilitas bandara merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol yang menghambat ketepatan waktu penerbangan (On TimePerformance/OTP), seperti landasan pacu/runway yang terbatas
0.05
4
0.20
  • Sumber utama pasokan bahan bakar pesawat Garuda Indonesia berasal dari Pertamina, sehingga harga bahan bakar pesawat, persediaan bahan bakar sangat tergantung dengan Pertamina.
0.05
4
0.20
  • Adanya krisis global
0.07
4
0.28
  • Maskapai asing yang melakukan penetrasi pasar ke Indonesia
0.04
2
0.08
  • Adanya peningkatan kapasitas, penurunan harga tiket dan semakin banyaknya rute penerbangan baru yang dibuka oleh maskapai penerbangan lain
0.10
3
0.30
  • Adanya bencana alam seperti letusan gunung merapi, wabah penyakit
0.04
3
0.12
  • Biaya operasional yang tinggi menyebabkan harga tiket pesawat lebih tinggi dibandingkan dengan maskapai penerbangan lainnya
0.10
3
0.30
Total
1

3.30

STRATEGI YANG HARUS DITEMPUH PERUSAHAAN PENERBANGAN GARUDA INDONESIA
Strategi Menghadapi 5 Kekuatan Industri
Sebelumnya telah diuraikan kekuatan-kekuatan industri yang dihadapi Garuda di dalam industrinya, sehingga dapat dianalisis tingkat kekuatan dari industri penerbangan.
Tabel 1.3 Tingkat Kekuatan untuk Industri Penerbangan
Kekuatan
Tingkat Kekuatan
High
Medium
Low
Persaingan antar perusahaan saingan
ü   


Potensi masuknya pesaing baru

ü   

Potensi pengembangan produk-produk pengganti

ü   

Daya Tawar Pemasok
ü   


Daya Tawar Konsumen
ü   



Dari tabel diatas, dilihat bahwa kekuatan yang ditimbulkan dari industri penerbangan cenderung tinggi. Semakin tingginya kekuatan dari industri tersebut maka semakin tinggi pula persaingan yang harus dihadapi oleh PT. Garuda Indonesia (PERSERO), Tbk. Untuk menghadapi persaingan tersebut dan menjaga supaya perusahaan Garuda tetap menjadi perusahaan penerbangan terbesar di Indonesia maka perusahaaan Garuda melakukan strategi-strategi kompetitif dengan tujuan dapat melakukan sesuatu yang lebih baik dari pesaing. Selanjutnya mengidentifikasikan strategi-strategi yang dilakukan Garuda dalam menghadapi kekuatan-kekuatan industri. Strategi-strategi tersebut ialah:
Ø  Melakukan penambahan armada pesawat, rute penerbangan dan bergabungnya Garuda ke dalam SkyTeam Global Airline Alliance agar tidak kalah bersaing dengan maskapai lain.
Ø  Dalam kondisi persaingan yang ketat, Garuda meluncurkan program layanan bernama Garuda Frequent Flyer (GFF). GFF tersebut merupakan program yang diadakan Garuda bagi penumpang setia Garuda dengan cara memberikan benefit sebagai imbalan atas pengumpulan jarak yang telah ditempuh dengan Garuda baik ke rute domestik maupun ke rute internasional.
Ø  Garuda Indonesia secara khusus memberikan potongan harga sebesar 10% bagi penumpang yang membeli tiket pulang pergi (return ticket) dari sebelumnya hanya sebesar 5%. Garuda Indonesia juga memberikan harga khusus berupa potongan sebesar 25%. bagi anak – anak (umur 2 – 12 tahun), penyandang cacat dan atau veteran, serta orang lanjut usia (60 tahun ke atas) untuk sub kelas C, Y, M dan L.
Ø  Walau dengan tiket yang mahal, Garuda memberikan full service airlines yang mengutamakan keramahan seluruh karyawan dan awak kabin Garuda dalam melayani penumpangnya. Sehingga Garuda memiliki pangsa pasarnya tersendiri. 5. Dari sisi pemasok, dalam memenuhi bahan bakar pesawat, Garuda telah melakukan upaya dengan melakukan negosiasi dengan Pertamina. Negosiasi tersebut bertujuan agar memperoleh bahan baku yang memadai dalam melakukan kegiatan operasionalnya dan untuk mendapatkan harga yang terbaik. Dari perjanjian itu pula, Garuda mendapatkan pengadaan 70% bahan bakar dibandingkan maskapai penerbangan yang lain. Dengan adanya perjanjian tersebut maka Garuda mendapatkan persediaan bahan baku yang didahulukan dibandingkan maskapai penerbangan yang lainnya.
Ø  Untuk mengurangi ancaman dari maskapai-maskapai penerbangan yang berbiaya rendah, maka Garuda membuat unit bisnis strategi yaitu Citilink. Citilink merupakan layanan yang disediakan Garuda untuk menangkap segmen budget traveler di pasar domestik.