Selasa, 01 Juli 2014

PASAR BEBAS ASEAN MENGINTIP KESIAPAN INDONESIA




Pada 2015, kalangan dunia usaha dan industri bersiap menghadapi asean economic community (AEC) ATAU MASYARAKAT EKONOMI ASEAN. Perdagangan bebas dalam kerangka AEC sangat bermanfaat bagi suatu Negara yang terlibat karena terjadi proses integrasi jalur ekonomi di Negara – Negara kawasan Asean.
Namun, sejauh mana Indonesia bisa mengambil manfaat atau benefit dari liberalisasi perdagangan tersebut? Sejauh mana peta kesiapan industry dalam Negari dalam menghadapi pasar bebas asean ini?
Dari sisi pemerintahan (regulator), perdagangan bebas dalam kerangka AEC sudah menjadi keputusan politik yang mau tidak mau harus dihadapi. Dari sisi  dunia usaha sendiri, berbagai kalangan menilai beberapa sector industry akan mengahadapi persaingan yang serius.
Dari sisi daya saing industry, Indonesia masih ada problem dalam menghadapi liberalisasi perdagangan tersebut. Permasalahan daya saing muncul karena Indonesia masih menghadapi sejumlah permasalahan mendasar, baik pada tataran  makro dan mikro industry, serta kondisi infrastruktur Indonesia yang buruk, sehingga menyebabkan proses pengintegrasian ekonomi dalam negeri belum tercapai secara efisien.
Dari sisi produksi dan integrasi ekonomi, terdapat kelemahan mendasar dalam kemampuan produksi barang jadi, setengah jadi, dan komponen yang menandakan kerapuhan struktur industry dalam negeri. Kita masih menghadapi masalah ketergantungan impor bahan baku, setengah jadi, dan barang jadi industry, keterbatasan pasokan energy, kapasitas produksiyang tidak optimal hingga penguasaan pasar domestic yang lemah.
Dari sisi perdagangan kita masih mengalami deficit neraca perdagangan yang menunjukan bahwa perekonomian kita kurang kompetitif dalam pasar ekspor. Deficit ekspor non migas salami ini berhasil kita tutupi dengan surplus ekspor non migas, meski kemudian sekarang ini kita justru deficit ekspor non migas. Jelas bahwa daya saing industry kita menghadapi tantangan dalam mempersiapkan perdagangan bebas asean.
Liberalisasi perdagangan dalam kerangka AEC akan meningkatkan volume perdagangan asean, tetapi apakah kita dapat memanfaatkan peningkatan volume perdagangan tersebut secara optimal.
Dari sisi perdagangan industry manufaktur Indonesia akan menghadapi sebuah produk impor. Indonesia kini sudah dibanjiri barang – barang impor. Dari sisi perdagangan sector jasa, Indonesia menghadapi daya saing tenaga kerja singapura dan Malaysia. Sementara itu, dari sisi produk pertanian akan menghadapi produk pertanian holtikultura china dan Thailand.
Tantangan nyata kini sudah dihadapi industry manufaktur, terutama produk impor china sudah membanjiri pasar. Akibatnya beberapa industry mulai kesulitan bahkan sebagian sudah gulung tikar. Ancaman phk dan pengangguran kini sudah mulai banyak disuarakan berbagai kalangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar