Sabtu, 02 November 2013

Kado Istimewa

Ketika aku pulang sekolah, aku melihat ibu yang sedang menjajakan kuenya di pinggir trotoar. Aku terhanyut dalam lamunan, aku langsung menghampiri ibu yang sedang menjajakan kue. Aku membantu ibu untuk menjajakan kuenya. Seharian aku dan ibu menjajakan kue di pinggir trotoar. Huh betapa susahnya mencari uang, aku dan ibu pun duduk sebentar untuk istirahat. Ketika aku menatap ibu, aku ingin membeikan kado istimewa dihari ulang tahunnya nanti. Tapi uang dari mana? Disitu aku mulai berfikir, tak usahlah yang mewah tetapi buat ibu istimewa. Aku ingin sekali membelikan kado sebuah baju karena ibu selalu memakai baju yang menurut akupun tak layak dipakai. Aku ingat, aku mempunyai simpenan uang di rumah tetapi aku hanya mempunyai uang Rp 40.000,-. Bagaimana caranya aku mencari uang untuk menambahkannya, tidak mungkin hanya cukup Rp 40.000 saja. Ya sudahlah gimana nanti saja.
Setelah beberapa menit, ibu pun mengajak aku pulang meskipunndagangan tak habis semua. Aku dan ibu pulang dengan berkjlan kaki, untungnya tidak jauh dari rumah. Aku dan ibu terus berjalan karena karena hari sudah sore. Diperjalanan aku melihat sebuah toko baju, di depan toko itu terpangpang sebuah baju. Aku pun menatap baju itu, baju itu terlihat tidak mewah, tetapi pasti istimewa jika dipakaikan pada ibu. Setelah aku melihat ternyata harga baju itu Rp 80.000 . Aku ingin sekali membelikan baju itu untuk ibu. Tetapi uang dari mana? Sedangkan aku hanya mempunyai uang Rp 40.000, dari mana setengahnya lagi. Ya aku ada ide, Bagaimana kalau aku menawarkan jasa mencuci ke para tetangga lagi pula aku besok libur sekolah. Aku pun melanjutkan perjalanan bersama ibu, tidak lama aku pun sampai dirumah.
Sesampainya di rumah, Aku langsung membaringkan diri huh begitu capeknya membantu ibu menjajakan kue. Tak apalah akupun tidak tiap hari membantu ibu. Apalagi ibu setiap hari menjajakan kue di pinggiran jalan trotoaryang begitu panasnya. Kadang sku selalu berfikir, sebenarnya aku tidak tega melihat ibu setiap hari begitu semenjak di tinggal ayah. Rasanya, jika kelak nanti aku ingin menjadi orang yang sukses.
Keesokan hari aku menawarkan jasa mencuci baju, untungnya hari ini aku libur sekolah. Ternyata ada cucian yang kotor di rumah bu ending. Aku langsung membawakan cucian – cucian ke air dan mengerjakan tugas yang harus aku lakukan. Huh ternyata capek sekali mencuci baju seembar berat belum lagi di setrika. Tak apalah ini juga demi ibu. Akhirnya pekerjaaanku dirumah ibu ending selesai, aku pun dibayar upah Rp 40.000 ,- . Sepertinya aku tidak bisa ,membelikan baju untuk ibu sekarang karena hari sudah sore, pasti aku pulang ke rumah malam. Andaikan saja aku pulang melewati toko baju itu, pasti aku akan membelikannya untuk ibu.
Sesampainya di rumah aku pun langsung menyimpan uang itu. Keesokan hari akupun siap – siap untuk membeiakn baju untuk ibu. Pagi – pagi sekali aku berangkat dan ibu tidak tahu karena aku ingin memberikan surprise kepada ibu dihari ulang tahunnya. Sesampainya ditoko ternyata toko bajunya belum buka, terpaksa aku harus menunggu di depan toko aku pun duduk tertidur karena aku masih kelelahan. Aku terbangun saat penjaga toko itu dating. Setelah penjaga toko itu membukakan kaca ternyata baju itu pun sudah tidak ada. Aku menanyakannya pada penjaga toko tersebut , ternyata sudah ada yang membeli dan tidak ada stok lagi.
Aku kecewa dan sangat sedih. Dimana harus mencarikan baju yang seperti itu. Aku langsung menuju pasar siapa tahu ada baju yang terpasang saperti yang kemarin.  Setelah setengah jam aku sampai dipasar. Ternyata ada baju yang seperti kemarin aku pun sangat senang . Aku langsung menunjuk baju tersebut kepada pelayan agar membungkuskannya. Setelah dibungkus aku menyakan bajunya. Ternyata harganya Rp 100.000,- , aku mencoba menawar kepada pelayannya, karena aku hanya membawa uang Rp 80.000,-. Dapatlah baju itu karena aku terus mendesaknya.

Aku tidak sabar untuk memberikan kado dihari ulang tahun ibu. Aku terus berjalan, sampailah dirumah dan aku langsung memberikan kado istimewa tersebut kepada ibu meskipun tidak mewah. Disitu ibu langsung memelukku dan menangis terharu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar