Kenyataan
yang ditemui dalam hidup sering kali tidak sesuai dengan rencana atau harapan,
karena hidup memiliki misterinya sendiri. Misalnya, banyak pasangan menikah dan
segera inginmempunyai momongan, tetapi beberapa tahun kemudian, harapan mereka
belum juga terwujud. Bahkan, hingga tahun kesepuluh atau lebih, harapan itu
tidak kunjung terwujud. Banyak pula orang yang sudah bekerja keras untuk
mencukupi kebutuhan hidupnya, tetapi nasib baik seolah tidak mau berpihak
kepada mereka.
Di
tengah hirup pikuknya berbgai harapan manusia, ada satu tumpuan bagi setiap
kegelisahanhati, yakni dosa. Namun, banyak orang yang justru patah hati,
setelah sekian lama memanjatkan doa, tetapi hajatnya belum terwujud.
Tidak
sedikit pula orang yang berburuk sangka kepada allah swt. Sehingga tidak mau
lagi berdoa. Bahkan, mereka tidak mau meyakini kekuasaan allah swt dsn
meninggalkan-Nya. Padahal, allah swt telah berjanji untuk mengabulkan doa-doa
hamba-Nya. Allah berfirman yang artinya “dan apabila hamba-hambaku bertanya
kepadamu tentang aku, maka(jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. Aku
mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku.”
Manusia
memang hanya bisa berdoa, sedangkan keterkabulan setiap doa sepenuhnya milik
Allah swt. Namun, mungkin timbul pertanyaan dalam diri setiap orang yang
berdoa, kenapa doa-doa yang dipanjatkan tidak kunjung dikabulkan oleh Allah
swt? Bukanlah dia sudah berjanji akan mengabulkan doa hamba-Nya?
Bila
doa yang sekian lama dipanjatkan, namun belum terkabul tentu semua ketidakberesan
ada pada diri manusia, karena Allah swt tidak pernah mengingkari janji-Nya.
Dalam
sebuah riwayat, dikisahkan ada seorang laki-laki datang kepada imam ja’far
ash-shiddiq, lalu berkata, “ada dua ayat dalam al-qur’an yang tidak kupahami
maksudnya.”
“bagaimana bunyi dua
ayat itu?” Tanya imam ja’far
“yang pertama berbunyi,
“ud’unni astajib lakum..” ( brdoalah kepada-Ku, niscaya akan Ku-perkenankan
bagimu). Lalu, aku berdoa, tetapi aku tidak melihat doaku dikabulkan,” ujarnya.
“apakah kamu berpikir
bahwa Allah swt, melanggar janji-Nya?”
“tidak”
“lalu bagaimana ayat
kedua?”
“ayat yang kedua
berbunyi,..’.. wamaa anfaqtum min syai’in fahuwa yukhlifuhuu wahuwa khairur
raaziqin. (dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan
menggantinya dan dia-Lah pemberi rezeki yang sebaik-baiknya! Aku telah
berinfak, tetapi tidak kulihat penggantinya,” ujarnya.
“apakah kamu berpikir
bahwa Allah swt, melanggar janji-Nya?”
“tidak”
“mengapa?”
“aku tidak tahu”
Kemudian,
Imam Ja’far berkata, “ Akan kukabarkan kepadamu, insya Allah seandainya kamu
menaati perintahAllah swt, lalu kamu berdoa kepada-Nya, maka dia akan
mengabulkan doamu. Jika kamu mencari harta yang halal, lantas menginfakan harta
itudi jalan yang benar, maka tidaklah infaq satu dirham pun, kecuali Allah swt
menggantinya dengan yang lebih banyak. Bila kamu berdoa kepada-Nya, maka
berdoalah dengan jihad doa. Dan, Allah swt akan menjawab doamu, walaupun kamu
memilki banyak dosa.”
“apa yang dimaksud
dengan jihad doa?” Tanya orang itu.
Imam
Ja’far menjawab, “saat kamu melakukan ibadah fardhu, agungkanlah Allah swt, dan
bacalah shalawat kepada Rasulullah Saw dengan sungguh-sungguh. Sampaikan pula
salam kepada imammu yang memberi petunjuk. Setelah itu, ingatlah nikmat yang
telah Allah swt, berikan kepadamu. Lalu, bersyukurlah kepada-Nya atas segala
nikmat yang telah kamu peroleh.”
kemudian,
ingat dosa-dosamu, akuilah dosa itu di hadapan Allah swt, dan minta ampun
kepada-Nya. Bertaubatlah dari seluruh maksiat yang kau perbuat dan niatkan
bahwa kamu tidak akan kembali melakukannya. Ber-istigfar-lah dengan penuh
penyesalan, rasa takut, dan harapan. Selanjutnya, bacalah “Ya Allah, hamba
memohon ampunan dan bertaubat kepada-Mu. Bantu dan bimbinglah hamba dalam
melakukan segala yang engkau perintahkan. Sebab, hamba tidak melihat seseorang
yang menjadi kuat, kecuali dengn kenikmatan yang engkau berikan,” setelah itu
ucapkanlah hajatmu” papar Imam Ja’far.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar